Pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia memang sangat mempengaruhi sendi kehidupan. Semua hal yang memungkinkan kontak fisik dibatasi. Dalam upaya mempercepat penanganan dan penanggulangan semakin merebaknya COVID-19, pemerintah menerapkan aturan work from home (WFH). Hal ini mempengaruhi seluruh kehidupan Sahabat, termasuk mobil Sahabat yang jarang dipakai, sehingga Sahabat membutuhkan tips merawat mobil.
Pemberlakuan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah membawa dampak bagi Sahabat dengan keharusan menjalani pekerjaan dari rumah (WFH) sehingga membuat rutinitas keseharian pun berubah. Perubahan rutinitas membuat kendaraan, khususnya mobil yang biasa Sahabat gunakan sehari-hari mangkrak di garasi.
Tips Merawat Mobil Selama Masa Pandemi
Walaupun tidak dipakai tiap hari, mobil pribadi Sahabat tetap membutuhkan perawatan karena ditakutkan tidak dalam kondisi prima akibat lama tidak digunakan. Mobil akan menjadi kendaraan andalan untuk bepergian dengan aman, khususnya di kala darurat, seperti membeli kebutuhan pokok dan medis, karena itu penting bagi Sahabat merawat mobil. Berikut beberapa tips merawat mobil saat WFH.
1. Cek keadaan aki
Pada kondisi mobil berhenti, berarti aki tidak di-recharge, sehingga akan terjadi penurunan cadangan listrik meskipun sistem kelistrikan pada mobil dalam kondisi off. Hal tersebut juga akan terjadi pada sistem kelistrikan dalam posisi on. Penurunan cadangan listrik tersebut dipengaruhi umur dan kualitas aki. Sehingga semakin tua umur aki akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik.
Supaya aki tidak soak, Sahabat dapat melakukan perawatan dengan menghidupkan mesin setiap hari tanpa perlu menghidupkan sistem kelistrikan yang lain sekitar 10-15 menit. Sahabat bisa mengurangi atau menambah waktu pemanasan, tergantung kondisi. Sahabat bisa jalankan mobil sesekali agar pengisian aki lebih maksimal, misal ketika keluar untuk membeli keperluan sehari-hari.
2. Cek keadaan mesin
Mesin yang tidak dihidupkan dalam waktu yang lama, akan menyebabkan oli atau pelumasan turun ke penampungan sehingga pelumasan bagian atas berkurang. Supaya mesin tetap halus, nyalakan mesin secara rutin (minimal 1 hari sekali) dan jangan memainkan pedal gas saat mesin pertama kali dinyalakan.
3. Cek tekanan pada ban
Mobil yang terlalu lama diparkir akan membuat bagian ban yang menapak langsung dengan lantai, menjadi rata. Hal ini akan membuat bentuk ban tidak bundar utuh. Sehingga, ketika mobil berjalan, akan terasa kurang seimbang.
Mobil yang terlalu lama dibiarkan tidak terpakai juga menyebabkan tekanan angin ban berkurang. Hal tersebut terjadi karena karet penutup yang berubah tekstur atau bisa juga karena adanya bagian yang tidak rata antara ban dan velg.
Supaya ban tidak cepat tipis dan tekanannya berkurang, Sahabat bisa jalankan mobil beberapa saat (maju-mundur) atau masuk keluar garasi. Usahakan agar posisi velg dan karet penutup ban juga berubah posisi tumpuan. Hal tersebut bisa tercapai bila mobil keluar dan masuk garasi sehingga ban tidak terlalu lama hanya bertumpu di satu titik saja.
4. Cek tangki dan keadaan bahan bakar
Udara lembab yang dibawa iklim tropis Indonesia akan menyebabkan pengembunan di tangki dan saluran bahan bakar jika mesin tidak dihidupkan dalam waktu lama. Hal tersebut menyebabkan bahan bakar akan bercampur dengan air sehingga mengurangi kualitas bahan bakar serta berpotensi menimbulkan karat jika tangki/saluran bahan bakar terbuat dari besi.
Jika mobil Sahabat menggunakan bahan bakar solar bio-diesel, jangan biarkan mati dalam waktu yang lama, karena akan terjadi endapan yang dapat menyumbat saluran bahan bakar.
Untuk menghindari kondisi tersebut, ketika memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster. Sahabat dapat memeriksa dan mengganti filter bahan bakar secara rutin. Atau bisa dengan memberi bahan additive untuk menjaga kualitas bahan bakar.
5. Cek bagian cakram rem
Udara yang lembab ditambah cuaca hujan, akan mempengaruhi keadaan mobil Sahabat, terutama jika parkir di luar ruangan. Biasanya terjadi masalah pada cakram rem menjadi berkarat setelah beberapa hari tidak terpakai. Sehingga performa rem akan berkurang dan menimbulkan bunyi saat dipakai kembali. Supaya kondisi cakram rem tetap prima, Sahabat dapat menjalankan mobil beberapa saat sambil memanaskan mesin mobil.
6. Cek wiper
Jika tempat parkir mobil Sahabat berada di luar ruangan, sebaiknya angkat wiper, untuk menghindari karet wiper lebih cepat rusak ketika terus menempel pada kaca mobil pada udara yang terik.
7. Cek saluran AC
Mobil yang jarang dioperasikan akan membuat saluran AC kurang bersirkulasi, sehingga menyebabkan endapan debu dan kuman. Untuk mengatasinya, Sahabat bisa membawa mobil ke bengkel langganan untuk melakukan fogging ruangan mobil dan saluran AC dengan disinfektan, atau ganti filter AC jika diperlukan.
8. Cek kabel
Ketika mobil tidak bisa dinyalakan, dan diperiksa ternyata ada salah satu atau beberapa kabel yang putus dan lebih parahnya kabel tersebut merupakan bagian dari sistem yang utama. Hal ini biasanya disebabkan tikus atau serangga yang bersarang di mobil Sahabat yang nyaman terparkir dan lama tidak dipakai.
Untuk mengatasinya, cukup luangkan waktu Sahabat untuk memeriksa ruang mesin dan bagian bawah mobil serta bukalah semua kaca jendela dan pintu untuk mengeluarkan serangga kecil lain yang sempat masuk ke dalam mobil. Setelah itu, tutup rapat pintu dan jendela mobil. Sahabat juga bisa menggunakan anti tikus atau serangga yang di jual di pasaran untuk digunakan di area parkir Sahabat.
Seperti halnya tubuh Sahabat yang perlu dijaga selama masa pandemi ini, mobil Sahabat pun demikian. Sahabat bisa mengikuti beberapa tips merawat mobil sehingga mobil pribadi Sahabat tetap prima dan mampu diandalkan untuk keperluan darurat dengan aman.
Sumber : https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/ketahui-tips-merawat-mobil-di-masa-pandemi/?fbclid=IwAR3gIGLTEEu6BlSvEzRxcALMSEVro-HbCOXLqTflwS-6xaRegn83YrIv9X0